Semua Karena Tuhan
Mazmur 94:17-18
Jika bukan TUHAN yang menolong aku, nyaris aku diam di tempat sunyi. Ketika aku berpikir: "Kakiku goyang," maka kasih setia-Mu, ya TUHAN, menyokong aku.
Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 4; Wahyu 10; Ezra 7-8
Terry M. Crist menuliskan seperti ini dalam bukunya “Dibangunkan Terhadap Takdir” : Jauh sebelum internet menjadi trend di akhir abad ke dua puluh, dan jauh sebelum satelit menjadi tehnologi yang menghubungkan seluruh dunia melalui sebuah tehnologi, telephone menjadi standar komunikasi, lokal, nasional dan global. Ketika Samuel Morris menemukan telephone, ia mengakui bahwa ia hanyalah alat Allah. Perkataan pertama yang muncul saat penemuan itu terjadi adalah, “Lihat apa yang telah Allah lakukan.”
Menyadari bahwa diri kita hanyalah alat Tuhan adalah sebuah pengakuan pada kedaulatan Tuhan dalam hidup kita. Ketika kita melupakan hal ini, maka kemanusiaan kita yang mengambil alih kehidupan. Pada saat itulah manusia merasa terpojok dan ditinggalkan oleh Tuhan, pada hal kita yang mengambil alih kendali Tuhan dalam hidup kita.
Kita adalah rekan sekerja Allah, namun tanpa kerendahan hati untuk mengakui bahwa Dialah yang berdaulat atas hidup kita, maka kita tidak bisa bekerja sama dengan-Nya. Kita mengabaikan Dia dengan kesombongan kita.
Hari ini, mari kita merendahkan hati di hadapan Tuhan dengan mengakui bahwa Dia yang berdaulat atas hidup kita. Bahkan Tuhan berdaulat atas hidup kita bukan hanya di hari ini, namun juga atas masa depan kita. Percayalah bahwa dengan mempercayakan hidup kita kepada-Nya, maka kita akan melakukan perkara-perkara besar bersama-Nya.
Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan roh-Ku ~ Tuhan Semesta Alam
Langganan:
Posting Komentar (RSS)
0 komentar:
Posting Komentar